Friday, October 14, 2016

Aku dan Sepakbola...

        Sudah tidak asing dan tidak aneh telinga kita mendengar istilah sepakbola, di seantero bumi ini olahraga sepakbola saya rasa menjadi olahraga yang memiliki penggemar jutaan, bahkan untuk klub lokal, fanatismenya saya rasa akan melebihi terhadap timnasnya sendiri. Tidak usah didebat lagi, karena pada dasarnya setiap penonton memiliki hubungan emosional ketika berada di bangku penonton menyaksikan tim kebanggannya bertanding.
        Sepakbola yang dimainkan oleh suatu kesebelasan dengan jumlah pemain 11 orang, memiliki banyak cerita yang tidak akan berhenti pada satu masa tertentu. Sepakbola akan selalu menciptakan sejarah, sepakbola akan selalu menciptakan kenangan selayaknya kenangan bersama orang yang kita cintai. Dimulai dari loyalitas pendukungnya yang tidak akan pernah absen mendukung timmya bertanding adalah pemandangan yang lumrah kita saksikan termasuk di negara kita sendiri. Dan yang paling tragis adalah hilangnya nyawa karena bertandang ke kandang rival.
        Bukan soal siapa yang sering tandang ke markas rival, bukan soal siapa yang paling kuat dan jago, bukan soal seberapa banyak pendukungnya, akan tetapi ini menyangkut tujuan dari sepakbola itu sendiri, dan perlu diingat TIDAK ADA SEPAKBOLA YANG MELEBIHI NYAWA!!!. Sejatinya dahulu pada masa penjajahan olahraga sepakbola dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa, media perlawanan rakyat terhadap para penjajah, hiburan yang menyenangkan di sela peperangan kemerdekaan. Sekarang?? Tidak ada penjajah, sudah merdeka, hiburan banyak, akan tetapi peperangan justru timbul dari sepakbola. Degradasi mental dan fanatisme buta dijadikan sebagai kambing hitam dari peperangan antar kubu suporter di Indonesia.
        Pernah berfikir apabila terjadi perang suku atau wilayah karena sepakbola ?? Masyarakat kota A tidak akan pernah menerima warga dari kota B waloupun warga kota B hanya sekedar berwisata. Adakah yang seperti itu?? Ada!!! Kalau sudah seperti itu lantas apa yang harus kita banggakan terhadap sepakbola negeri ini ?? Rivalitas tentu ada dalam setiap pertandingan olahraga, akan tetapi jika rivalitas sampai menghilangkan nyawa, rivalitas sampai merusak fasilitas umum, dan rivalitas sampai memecah persatuan, untuk apa olahraga itu ??
         Saya mencintai sepakbola, saya penikmat sepakbola, tentu ada emosi-emosi yang hadir ketika menyaksikan tim kebanggaan saya bertanding. Tetapi itulah sepakbola, penuh dengan drama, membuat pecintanya akan dengan tidak sadar melontarkan kata-kata kasar, makian, mengeluarkan air mata, atau tertawa senang bahagia. Tetapi itu hanya di tribun saja, selepas itu bukan berarti kecintaan luntur atau hilang. Tidak!!! Akan tetapi kecintaan itu sudah mengakar di hati, menjadi suatu kebudayaan yang turun temurun. Jadi mengutip kata-kata dari @Zenrs bahwa loyalitas tidaklah hadir dari ruang yang kosong, akan tetapi lahir dari proses yang panjang. Oleh karena itu, proses yang panjang itu isilah dengan hal-hal yang membanggakan, yang kelak bisa memberikan kenangan bagi generasi berikutnya bahwa kita adalah suporter pemberani yang tetap menghargai nyawa !!!!!!!!
Share:

0 comments:

Post a Comment